“Krreeeeekkkk”
Terlihat seorang pria sedang menggeser batu besar dari dalam goa. Bukan
ini bukan tentang si buta, it’s about purbakala people. Pada masa ini, goa
merupakan tempat tinggal paling ideal. Ga perlu sentuhan baja, dekorasi mewah, material
material gemerlap yang penting lobang, gelap, dan anget mereka udah seneng. Balabala bala bala balalabala balaba la ba lalala babababa la bala. Itulah kata
pertama yang terucap oleh pria tadi. Artinya “ pagi” yang ditujukan kepada dedaunan,
bebatuan, semua yang dirasa olehnya bisa diajak komunikasi. Maklum doi ini
manusia paling primitive dari sekumpulan manusia purba. Gimana kupernya ini
orang ya?
Gue kasih nama doi sebagai Tejo. Tejo hidup dalam
koloni Bala Bala, begitu mereka menyebutnya. Ada sekitar 82 orang yang hidup
dalam koloni ini. Mereka hidup di daerah perbukitan tepi pantai, mereka membuat
goa di sisi sisi bukit tersebut, agar silaturahmi tetap terjaga mereka menggunakan
perkakas pada tangan dan kaki untuk menempel pada bukit agar bisa berkunjung ke
goa goa tetangga . Agak riskan memang tapi begitulah cara mereka hidup. Ya, koloni
mereka diberkati kreatifitas untuk membuat benda dari bahan bahan yang ada
disekitar mereka. Dari kemampuan itulah koloni ini dapat survive, baik untuk
bertahan dari serangan koloni lain maupun untuk mendapatkan makanan. Pakan
utama mereka adalah ikan, menilik dari hunian mereka yang berada di tepi pantai
sangat logis kalo gue bilang makanan mereka adalah ikan, padahal bisa aja sih
gue tulis makanan mereka adalah kemangi, tapi gue ga mau, entah kesadaran apa
yang membuat gue ga mau nulis kemangi, entah radiasi apa yang tercemar di otak
gue sehingga gue ga berpikir tentang kemangi sama sekali, mungkin inilah
rencana sang Kholiq untuk memberikan hambanya paragraph yang panjang.
THE COLONY
Skema hidup koloni bala bala tergolong simple
teratur, untuk para cowok bertindak sebagai pengawas dan diwajibkan belajar
ngaji hingga Iqra 3, untuk yang cewek ga boleh belajar, mereka harus kerja
membuat pyramid,candi, dan planet. Bagaimana dengan anak anak? Anak anak
dipercaya sebagai dewan pemimpin dari koloni mereka. Pasti kalian mengira
tulisan gue ini kebolak balik ya? Inget ini cerita tentang manusia purba.
Perbuatan mereka tidak didasari ilmu pengetahuan melainkan insting. Untuk
keagamaan koloni ini mempercayai Angin darat sebagai Tuhan (karena pada kondisi
ini mereka dapet banyak ikan) dan Angin laut sebagai setan (sebaliknya).
BEGIN
Suatu masa, para anak anak mengadakan ijtima’ atau
pertemuan. Gerangan apa yang terjadi? Menggubris soal apakah pertemuan
tersebut? Beginilah isi diskusinya.
Dewan 1 : bala bababala baaaaaaaaaala balabalabalabalaaab balalalalaba bal a balalalalalalalalalalalalalalala la balalab a balalalalalllllllllaaaa bal a
Artinya (gimana?)
Dewan 2 : BALA
Artinya( gimana biji mata loe kendor!!! ga ada apa apa nanya gimana, pertanyaan gimana doank itu udah kaya nganggep gue sebagai tersangka, baik itu sebagai tersangka korupsi kulit sapi supaya bisa buat gendang tanpa biaya, dan juga bisa aja mengganggap gue sebagai penggelap dana pengadaan Al - Qur'an. Yasudah, mending kita kirim kader agar polemik polemik di koloni ini teratasi, gimana?
Dewan 3 : bala bbbbbbaala balala ba babala balalalalalaala bal bal bal bal a baaaaaaaaaaaaaaaaa l a balaaaaaaaaab bala bala b a l a ba bala balalalaba ba la ba lalalalalalalaba bala balalalala baaaala blll aaaa bbbbb bala
Artinya (Ya.)
Akhirnya keputusan pun diambil. Mereka mengutus
salah satu anggota koloninya untuk belajar di dunia di luar koloni guna
mengembangkan peradaban koloni Bala Bala tersebut. Penunjukan anggota koloni
yang ditugaskan menjelajah dilakukan secara Random. Ketiga dewan tertinggi menyerukan
pada wanita wanita agar segera mengumpulkan batu dan membangun sebuah bidang
khusus untuk ritual penunjukan. Set set set, kemudian bangunan selesai. Entah
didasari factor apa, bidang tersebut jika dilihat dari perspektif burung yang
melintas membentuk 2 bangun ruang yang menjadi satu. Sebuah lingkaran besar
yang ditengahnya terselip segitiga kecil. Jika ditinjau dengan ilmu yang ada
pada zaman sekarang, hal itu memiliki arti bahwa di dalam bumi terdapat inti medan
magnet, gue yakin kalian pada tau apa yang gue maksud? Yak BETTTOLLL, Segitiga
bermuda. Dari mana mereka belajar pengetahuan seperti itu pada zaman yang belum
ada teknologi?, Kalo orang yang sering nonton discovery channel pasti
beranggapan bahwa ini bukti alien membantu perkembangan peradaban manusia di
bumi. Trus gimana dengan ritual penunjukkannya? Biasa aja sih, yang berkehendak
menjadi kader tinggal tunjuk tangan, Terus masalah kerandomannya terletak
dimana? Sebentar, random yang gue maksud diatas adalah untuk pikiran gue. Sori.
Fix Tejo unjuk gigi disini. Dia mengacungkan tangan
dengan setiap mili keyakinan pada dirinya. SAYA!! ketua dewan saya tunjuk saya.
Baiklah Tejo, andalah yang dibebankan tugas berat ini. Sudikah anda mengabdi pada
ilmu yang akan anda dapatkan di perjalan nanti dan mengaplikasikannya ke koloni
Bala Bala? Sudi. Sudikah anda merelakan segenap jiwa raga untuk menjalankan
tugas ini? Sudi. Sanggupkah anda kembali dengan keadaan utuh dan terjadi
perubahan signifikan pada wajah anda agar daya jual koloni kita semakin tinggi?
Ga Shanggup dewan, asli ga shanggup. Ga bs di shanggupin? Enggak dewan.
Baiklah, pengawal!! Penggal dia. Tejo meninggal dalam kehormatan tertinggi.
TAMAT.
Ga gitu, ga gitu ceritanya, tipikal gue emang suka
ngebet biar tokoh utama cepet mati.
Esoknya, Tejo bersiap dan doi dibekali berbagai
peralatan untuk menunjang penelitiannya di luar sana. Inilah list barang
barangnya.
- Telor.
- Cangkang keong warna item yang ditemukan pada hari jum’at dipelosok hutan dan diwajibkan saat kondisi cangkang keong tersebut menghadap barat daya.
- Lidi berumur setengah hari .
- Busur derajat yang berasal dari sungai yang bermuara hingga ke andromeda.
- Lipan hasil mutasi genetika generasi ke 3.
Segenap kepercayaan diri mengiringi
langkah Tejo, sambil siul siul menikmati haru biru pemandangan indah di
sekelilingnya. Tanpa terasa sudah 5000 mili terlewati, tibalah Tejo di gerbang
hutan yang konon sangat angker. Suasana mendadak mencekam, sepi, bahkan
binatang malampun serasa enggan melakukan siaran pada malam itu. Crreeeeettt,
kaki Tejo menginjak sesuatu, lantas Tejo mawas, liat kanan kiri, terdengar
suara gemuruh dari atas. Wuuuuussssss, kaki Tejo terkena perangkap tali,
seperti terbawa arus, Tejo melaju dengan sangat kencang, dia bingung benda apa
gerangan yang sedang membawa dirinya. Gdubrak Tarrrr Treetettettett, itulah
rentetan suara tabrakan Tejo.
Gdubrak = Suara nabrak batang pohon
besar.
Tarrr = Suara ledakan akibat gesekan tubuh Tejo dengan sekumpulan mesiu ngandang.
Treetettettett = Suara penjual terompet didepan rumah penulis.
Tejo terbawa hingga tengah hutan,
dan dia masih belum tau apa yang membawanya hingga begitu cepat. Tejo setengah
pingsan, berusaha untuk bangkit, eh malah pingsan lagi, bangun lagi pingsan
lagi, bangun lagi pingsan lagi, bangun lagi pingsan lagi. Hal itu terjadi terus
menerus selama siklus zaman es berakhir. Dia siuman, entah dimana, pokonya dia
merasa berada ditengah tengah kerumunan. Ga bisa dipastikan namun dapat
dispekulasikan. Spekulasi pertama, dia berada ditengah kerumunan orang DPR lagi
jotos jotosan terkait keputusan sidang. Kedua, berada di tengah konser dangdut.
Ketiga, berada diantara anggota DPR sedang nikah siri massal dengan artis
dangdut.
Semua spekulasi salah, Tejo sedang
disandra oleh sekumpulan pohon hidup (Film Lord of The Ring). Kebetulan sekali kami sedang lapar sekali ini
anak muda, nyekakakakakakaka, ujar pemimpin dari kaum pohon. Panggang dia!!!!!.
Satu pohon beringin bangun dari duduknya menghampiri Tejo. Apa keinginan
terakhirmu anak muda? Antena luar buat penulis mbah, saya kasian sama dia.
(Curhat). Ketika hendak dicelupkan ke pemanggang raksasa, EHH
SETTTOOOOOOOPPPPP!!!! Teriak Sang Pemimpin nyolot. Apakah kalian lupa kita ini
vegetarian?. Oh iya, saut pohon pertama di barisan depan, oh iya, saut pohon
kedua dibelakangnya, oh iya, saut pohon ketiga dibelakangnya, oh iya, saut pohon
keempat dibelakangnya. Gue kasih info aja ini ya, jumlah anggota kelompok pohon
ini sekitar 7 jutaan. Pada kebayang kan durasi yang habis buat nungguin barisan
ini saut menyaut? Coba aja kita alokasikan durasi yang telah habis itu untuk
beramal, sudah berapa fakir miskin yang tertolong?.
Sebenernya keanehan banyak muncul
di paragraph atas, “pohon yang vegetarian”. Hmm, apa bedanya dengan kanibal
men?. Sudahlah, ini cuma mempertegas ketololan penulis. Lanjut. Seketika Tejo
diinterogasi, apa gerangan yang membawamu kesini anak muda?. Saya ditugaskan oleh
koloni saya untuk berkelana guna mempelajari segala hal yang saya temukan
diluar sana mbah. Hmmmm, begitu, bolehkah salah satu anggota saya ikut bersama
anda?. Mboleh mbah, asal dengan satu syarat. Apa itu anak muda?.
- Saya salah ngomong dia yang benerin
- Saya maling dia yang tanggung jawabin
- Saya boker dia nyiramin, tangan kanannya. Tangan kirinya? nyebokin.
- Dia nikah saya yang perawanin. Apanya? Kotak amplopnya. olrait.
Baiklah, JENDRAAAAAL!!!!!!. Teriak sang
ketua memanggil anak buahnya. Saya pak. Saya tugaskan anda untuk ikut
berpetualang dengan anak muda ini! Kembalilah dengan selamat dan membawa ilmu
yang bermanfaat untuk kami dan kehidupan kami kelak. SIAAAAAAAAAP PAAAAAAAAAAK.
Pagi hari tiba, ufuk timur sudah
memulai aktifitasnya, keakraban mentari dan awan mengiringi Tejo dari kejauhan,
Tejo bergegas bersiap siap untuk melanjutkan perjalanan. Mari Jendral kita
berangkat. Mari, tapi berilah saya waktu untuk berpisah. Oke, silahkan jendral.
Jendral menghampiri Ketua, Pak Ketua, saya pamit, iringi kepergian saya dengan
doa. Iya Jendral, silahkan pergi. Akhirnya berangkatlah 2 makhluk berbeda latar
belakang ini, 2 langkah berlalu, 6 langkah berlalu, 14 langkah berlalu. Sang
Ketua teriak dari 14 langkah dibelakang, Jangan pergi jendral!!!! Saya tak bisa
mengatur prajurit sendiri tanpa kehadiranmu, hoek hoek hoek. Suara tangis Ketua
mengakhiri kata terakhirnya. Sayaaaaa jugaaaaa ketuaaaaaaaaaaa, jangan biarkan
saya pergi seorang diriiiiii, balas jendral sambil berlari menghampiri Ketua,
mereka berpelukan, bergulat gulat, smack down smack downan. Ngerasa ga
digubris, Tejo pun pergi, sendiri…………..
Wah apaan tuh!!!!! Dalam
perjalanannya Tejo melihat sesuatu yang tidak relevan dengan pandangan
kesehariannya. Sesuatu yang baru, sesuatu yang mengganggu pikirannya, di mana
ditempat ini orang orang saling tekel menekel memperebutkan kekuasaan, menggunakan
topeng emas untuk mengambil yang bukan miliknya, membenarkan tindakan menginjak
nginjak orang yang lemah. “Inikah para member neraka yang turun ke bumi untuk
merusak akhlak?” Pikir Tejo polos. Dimanakah Tejo berada? Iya iya bener, Tejo
berada ditempat nenek moyang politisi bernaung.
Tejo jelas segera berlalu, dia
takut tertular. Tutur Tertular (clue: sinetron indosiar). Sampailah dia di
depan gerbang, yah walupun cuma 2 batu besar yang terletak di kanan dan kiri
sih, anggep aja gerbang ya!!. Maksa ini gue!!!. Tejo masuk, mengendap ngendap,
perlahan, tanpa napas, jantung berhenti berdegub, paru paru di donorin, meninggal.
Tejo merasa tidak ada yang mengetahui pergerakannya, setiap bertambahnya
langkah bertambah jua kepercayaan dirinya, bak anggota MLM yang dapet 2 agen
baru dibawah jaringannya. Adoooooooohhh!!! Tejo seperti terbentur sesuatu,
adooooh, adohhh! Lagi dan lagi, Tejo mimisan, Ternyata dia disundul sundul oleh
kaum yang menamakan dirinya Bolo Bolo. Koloni Bolo Bolo tempat Tejo sekarang
berada, sebuah koloni yang seluruh wajah anggotanya sama seperti mantan artis cilik
yang sangat identik lagunya dengan nama Koloni ini, sipit, gendut, imut,
oriental, sekarang sudah melakukan sedot lemak. Siapa dia? BETOOOOOL. Muzdalipah.
Itu kalo bacanya dari kanan dan tanpa harokat, kalo dari kiri dibaca Tina Toon.
Baik kakek, nenek, ibu, bapak, anak anak semuanya sama kaya wajah Tina Toon.
Wah masalah besar nih, ujar Tejo
dalam hati. Tejo terkepung dalam lingkaran kaum Bolo Bolo, salah satu dari kaum
Bolo Bolo mencoba mengajak Tejo komunikasi, geleng kepala setengah ke kiri banting
full ke kanan 2 kali, ke kiri seperempat kemudian ke kiri lagi full. Ternyata
itulah bahasa kaum Bolo Bolo, artinya kenapa kamu mengendap ngendap masuk ke
sini? Mencari apa kamu? Jelaskan secara rinci keinginanmu? Dan jangan mencoba
untuk mengganggu kami. Tejo pasti ga ngerti apa yang dimaksudkan oleh kaum Bolo
Bolo itu, lantas dia dengan kesok tauannya mencoba membalas dengan memeragakan
bahasa Bolo Bolo tersebut. Geleng geleng brutal berhenti agak condong ke kanan,
geleng geleng kencang berhenti full ke kiri, geleng dikit 14 kali seperempat ke
tengah agak menjorok ke kanan. Kaum Bolo Bolo lari ketar ketir rebutan
sembunyi, ketakutan dengan balasan gesture Tejo. Secara tidak sengaja Tejo tadi
berbicara “Gue orang homo paling termasyhur di muka bumi, siapa saja yang masih
berdiri dihadapan gue sekarang bakal gue jadiin istri, baik cewek maupun cowok
tetep gue homoin, homo is my life, no homo no life.” Sudah kebongkar kan kenapa
kaum Bolo Bolo pada lari?
Tiba tiba muncul sosok perempuan cantik, anggun,
kebapakan (tetep mukanya sama kaya Tina Toon ya! Inget) dari balik batu besar.
Saya putri disini, saya yang memimpin Koloni Bolo Bolo, apa hal yang membawamu
ke sini?. Tejo terdiam mematung untuk rentang waktu yang lama, kekekekenapa
kamu bisa bahasa Bala Bala? (dengan menggunakan bahasa bala bala yang telah
diterjemahkan). Putri tersenyum tidak menjawab pertanyaan Tejo. Diam diam
dibalik mematungnya Tejo, dia merasakan dentuman meledaknya hati, rasa apa ini?
Cinta tak mungkin secepat ini, tidaaaaaaaakkkkk, kenapa begitu nyaman dengan
kedatangan perasaan ini. Aku merasa norak tapi biarin dah yang penting enak.
Maklum baru pertama kali Tejo ini jatuh cinta. Begini putri saya disini untuk bla
bla bla bla. Sama seperti penjelasan terhadap kaum pohon tadi.
Setelah Tejo menjelaskan semua, putri
menyaut kemayu, oh jadi begitu alsanmu kemari, sekarang kamu sebaiknya tinggal
disini dulu sementara, istirahat. Iii iii iiiyaaaa Putri, Tejo kembali kagokan.
Saya pergi dulu ya, ujar Putri sambil berlalu. Tejo masih berdiam ditempat dia
berdiri tak bergerak, sesekali Tejo memandang bintang, sesekali juga Tejo
senyum senyum sendiri, menurut hasil penyidik, dimata Tejo gugus bintang dilangit
yang ia pandangi menyerupai wajah sang putri. Tanpa terasa Tejo tertidur sambil
berdiri. Apanya yang berdiri? Itunya, itunya itu apa? Tuasnya, tuasnya? wah
ngeres loe bro!! Maksud gue tidurnya Tejo menyerupai bentuk tuas jika dilihat
dari kedalaman 3000 kaki dibawah laut. Ohh gitu…………….
Esoknya, Tejo sibuk mengajari kaum Bolo
Bolo membuat tempat tinggal yang mendingan berhubung kondisi keberadaan goa
yang sangat minim dan hanya dapat ditinggali oleh wanita dan anak anak saja.
Dengan keahlian yang dimilikinya Tejo dapat berkontribusi pada kaum Bolo Bolo.
Cukup lama Tejo tinggal di koloni ini, dia menyadari bahwa kekuatan itu ada
beriringan dengan tanggung jawab. Masa demi masa berlalu, waktu menjadi saksi
kedekatan Tejo dengan putri. Yah pokonya begitu, akhirnya mereka menikah.
Pernikahan mereka berdua disini memiliki banyak arti, menggabungkan 2 cinta, menyatukan
2 budaya, memerger 2 kaum. Indah ya?
Sekembalinya Tejo ke kampung
halaman, Bala Bala. Tejo membawa ilmu pemerintahan yang diajarkan putri, sang putri,
dan seluruh koloni Bolo Bolo. Karena dinilai berandil untuk kedua Koloni, Tejo
ditunjuk sebagai pemimpin dari mereka. Walhasil, semuanya dapat hidup layak dan
pemerintahan yang manusiawi.
Namun kebahagiaan itu hanya
berlangsung 4 hari, karena sangat kebetulan periode cerita ini berlangsung saat
hampir hujan meteor terjadi. Bertahankah mereka? Gue ingetin aja ya, dinosaurus
pada zaman itu saja punah, apalagi manusia?.
Happy ending.
Bonus video somplag, nih jamah!!!.
Terima kasih. Assalamualaikum.
Baca selengkapnya »
Happy ending.
Bonus video somplag, nih jamah!!!.
Terima kasih. Assalamualaikum.
0 komentar:
Posting Komentar