Jumat, 15 November 2013

Insya Allah Detektip (cerita fiksi ga ilmiah)

hayya nabda bil basmalah.


بسم الله الرحمن الرحيم

Cerita ini bermula pada masa keemasan Maharaja Iskandar Zulkarnain atau yang lebih biasa dikenal dengan sebutan The Great Alexander. Satu satunya pemimpin yang menjajah tapi enggan menghancurkan bangsa yang dijajah tetapi malah membangun akhlak dan aqidah masyarakat yang dijajah. Mulia. Tak heran masyarakat tak merasa terjajah oleh penjajah padahal mereka telah dijajah. Itulah cerita yang didengarkan oleh tokoh utama dalam cerita ini saat sedang mengikuti pesantren kilat, Tejo.

Tejo, bukan nama asli namun bukan juga nama sembarangan. Tejo, disinyalir adalah sebuah password nuklir amerika serikat yang sangat dijaga kerahasiaannya, kalaupun boleh jebol cuma boleh lewat blog ini, blog fahmitejoe ga ada yang lain. Asumsi lain menyebutkan bahwa Tejo itu artinya Teladan dan Bejo, Teladan artinya patut dicontoh sementara Bejo? udah banyak melanglang buana di tipi, cari sendiri.

Seorang pemuda yang tidak dikaruniai bakat apa apa TAPI!!!!! jangan pernah ragukan Tejo 1 mili pun untuk urusan pekerjaan, pekerjaan Tejo terbilang sangat sangat sangat stabil, makan tidur makan tidur makan tidur makan tidur makan tidur. Stabil bokong loe berkedut!!!!!!!!

Selain itu, Tejo juga sangat menggilai pilem2 berbau detektip, pilem yang sengaja diselipkan adegan pemanis ditengah tengah adegan action guna menstagnankan tensi emosi penonton. Pemanis gimana maksud loe? ini lho, yang ada nari nari pamer perut, udel, ketek, belahan2 yang suka bikin pusing cowok single (Nb: jangan mesum! masih banyak belahan lain di belahan dunia ini selain belahan itu!be positip!), dan sebagainya dan sebagainya. Kalo ga salah denger nama pilemnya SHAHRUKH HOLMES. 


Gini wujud covernya.
Karena porsi menonton pilem yang tergolong over, akhirnya Tejo sampai juga dititik bersinergi dengan pilem yang dia tonton tersebut. Bakat bakat yang terkubur sangat sangat dalam pada dirinya perlahan menyeruak keluar dengan pasti. Tejo mulai bisa memperhatikan detail detail kecil keadaan sekitar serta dapat menarik kesimpulan dari yang terlihat tersebut, tentu saja dalam rentang waktu sekelebat sahaja. Dari sinilah petualangan Tejo dimulai.

Gila ye, padahal udah banyak paragrap yang gue buat tapi ceritanya baru mulai.

20 Rajab 1434 Hijriah, pukul 09.00 WIB, Tejo berada di halaman belakang rumahnya, lagi nyantai, ya lagi mahat replika patung Liberty gitu deh. Seseorang datang dan mengetuk pintu rumahnya, Tok Tok Tok, Permisi, PERlakuan kaMI tidak dipungut komiSI, permisi, PERsatuan akadeMI poliSI, permisi, (oke, fine! otak gue stak). Tejo pun menyambangi tamu cerewet tersebut, ada apa mbak? buka Tejo sambil memperhatikan tamu tersebut, baru mbak2 itu hendak menanggapi pertanyaan Tejo, eh si Tejo melanjutkan  ocehannya, rumah Slamet di ujung jalan sono mbak, kenalan di situs apa?. Mbak2 itu kaget, maksudnya apa mas? Tejo pun tersenyum songong songong murtad. Udah jangan bohong! Coba liat tas mbak, itu limited mbak, terbuat dari kulit buaya yang sukses dikawin silang sama onta, satu2nya negara yang mendapat ijin dari komisi perdagangan dunia menjual tas tersebut hanya negara Swahili dan baru baru ini orang kompleks yang baru pulang dari negara itu cuma Slamet, noh di sono rumahnya. Mbak2 tersebut pun ternganga dan mengeluarkan nanah dengan mengedepankan estetika pastinya. Terus tau kenalan disitus dari mana?  tanya mbak2 itu sambil ngelap2 nanah, penasaran. Mudah saja mbak, Dari pemilihan busana dan make up yang mbak gunakan sangat upnormal untuk bertemu jam 9 pagi, mode yang sangat pantas untuk mendapatkan kesan pertama yang baik dari lawan jenis yang sudah mengirim tas itu sebagai langkah pedekate ke mbak. Gimana? Bener? tanya Tejo, iya mas, jawab mbak2 dengan nada parau dan malu. Pasti kenalan lewat situs Ass book ya? lanjut Tejo, FACEBOOK MAS!! FACEBOOK! teriak mbak2 itu sambil nyodorin kursi listrik bertenaga kabel laut yang mentransmisikan listrik Jawa - Bali.

Siapa sangka dan siapa yang menyana ternyata kemampuan Tejo terendus juga oleh badan intelijen indonesia, diapun direkrut paksa oleh badan negara tersebut, nasib Tejo berubah total, yang semula hanya pengangguran na'as sekarang sudah berubah menjadi super sibuk, sibuk sibuk nyari kerjaan gitu.

Case 1

"Jo, ini jejak kakinya berhenti tepat sebelum masuk ke sungai, kayanya dia berenang ke sisi lainnya deh" oceh partner kerja Tejo. SALAH! liat pohon2 sekitar, daunnya berjatuhan dalam jumlah besar itu akibat gaya angkat yang dihasilkan aliran udara oleh baling baling helikopter, perhatikan juga cipratan air yang ada di pucuk batang pohon, itu artinya helikopter hanya berjarak 3 kaki dari air sungai, dan helikopter yang  masih balance dalam jarak ke tanah yang begitu dekat hanya helikopter milik militer. Pangkalan militer terdekat itulah TKP kita selanjutnya. Hati hati, kita berhadapan dengan musuh yang punya akses dengan orang2 penting. Ujar Tejo panjang lebar.

iya, Tejo sedang dihadapi oleh kasus hilangnya tinta khusus pembuat uang berskala besar.

Dengan portal pemangkas jarak yang berbahan dasar besi, designnya aerodinamis, beroda 4 biji, ada setir, spion kanan kiri, didalamnya ada beberapa buah kursi, kalo beruntung kadang kadang didalamnya juga berisi audio. Anggap aja yang gue jabarin diatas mobil ya sodara sodara, walaupun sebenernya itu memang mobil, jangan tertipu!!. Tiba juga Tejo and partner di Pangkalan militer, seperti biasa, Tejo selalu tergerak matanya untuk memperhatikan keadaan sekitar, lirik kanan, liat kiri, kosong, mumpung ga ada orang, yaudah dibawa ngegoyang ngebor aja ini. Eh ternyata enak, makin kenceng sudah goyang ngebornya, eh ga terasa sudah lubang sedalam 70 juta kaki kebawah, ternyata si Tejo sukses menemukan jalan pintas ke neraka, karena hal itu Tejo dianugerahi penghargaan nobel.

Benar saja, banyak jebakan yang sudah dipasang oleh oknum pencuri tinta tersebut, ternyata mereka sadar telah dibuntuti oleh Tejo. STOP! Jangan melangkah! kata Tejo ke si partner, ada apa Jo? . Liat titik cahaya merah pada kamera pengawas itu! Itu mode Standby menembak!! Ingat kita berada di pangkalan militer, semua peralatan disiagakan untuk kebutuhan bertahan dari terjangan musuh. Sensornya tepat berada 1,7 cm dari ujung sepatu loe, usahakan jangan beri gerak berlebih, kaya gimana itu gerak berlebih jo? kaya gini men :


Gue saranin fokus perhatian loe ada di periode waktu video 3 menit 7 detik, nikmatin adegan basah para cowok, sedaaaaaaaaaaaapppppppp.

Partner lantas panik, gmn ini jo? tolongin gue donk. Sabar sabar men, ini gue ngambil hape dulu. Mau ngapain loe jo? Mau ngecek twitter, pingin tau aja masih musim ga pacaran di temlen. SERIUS SETAAAAAAN!!!!! oke oke, kalo ngecek instagram nenek gue yang lagi freelance jadi kiper boleh? PALALO!!!. Loe nyante dikit napah men, cari benda disekitar loe yang bobotnya serupa dengan kaki kiri loe men! seperti apa?? seperti kaki kanan loe. Nyekakakakaka. Secara bersamaan dengan kalimat terakhir yang partner utarakan dia menggerakkan kaki ke belakang, mendadak JEDDDUUWAAAR, "Halo, iya mak, ntar lagi Tejo pulang masih maen ini, sampe rumah Tejo langsung nyuci dah, oke, assalamualaikum" Ternyata itu cuma nada panggilan Tejo.

Gimana caranya kita masuk ke dalam Jo? Mudah saja, kita hanya butuh pengalih perhatian. Seperti Jupe itu Jo? Tidak, itu namanya pengalih pandangan, kalo begitu seperti mendatangkan C.Ronaldo ke Bali guna memuluskan rencana reklamasi? Bisa jadi, Opor ayam? Betoooool. Begini rencananya men, ungkap Tejo penuh semangat.

Mobil ngebut memasuki halaman militer, dan seperti yang sudah diduga mobil itu diserang secara otomatis oleh peralatan militer, puluhan peluru menghujam sisi luar mobil, laser bertenaga gamma juga ga mau kalah gabung, ngerasa ga diundang, rudal pun secara mandiri menabrakan dirinya ke mobil tersebut. Mobil jelas terplanting jauh, meledak dan seketika menjadi puing. Kondisinya persis seperti hati cewek yang mengetahui pacarnya lagi nyari koreografer demi bisa ikut casting gantiin Morgan, Hancur Lebur. Ditengah kesibukan para oknum pasukan menghancurkan mobil tadi, Tejo diam diam sudah berada di dalam pangkalan militer dan berhasil mencuri baju salah satu prajurit di loker kamar mandi, kebetulan banget ada satu yang nganggur, lagi cuti hamil, hamil tua pula, yah seumuranlah sama eyang kakung dinosaurus. Kebayang?

Dengan tenang Tejo lalu lalang melintang keluar masuk ruangan, memeriksa dan mencari kejanggalan kejanggalan yang ada. Ruang security, clear, Ruang Pertemuan, clear, dari 7 ruangan (Ruang Letnan Kolonel, Ruang Kolonel, Ruang Brigadir, Ruang Mayor Jendral, Ruang Letnan Jendral) yang berhasil dimasuki Tejo masih belum mendapati indikasi yang mengarah ke pencurian tinta tersebut, nah di Ruang ke 8 ini, yang ini dah, demi apa pokoknya yang ini, yaitu Ruang Jendral, set set set, clear juga. "..................". Gondok banget.

Tejo berusaha santai, di teras dia membakar rokok, dan dalam setiap isapannya dia berpikir, apa yang salah? pasti pencuri melakukan kesalahan2 kecil, tapi apa?. Secara perlahan dia merangkum laporan dari masing2 inderanya, baik mata, telinga, hidung pokoknya semuanya. Telinga bilang gini "saya sih mencurigai Ruang Brigadir bos, soalnya tadi saya temukan pantulan suara yang tidak biasa ketika bos melangkahkan kaki disekitaran meja kerja Pak Brigadir" Menurut loe itu apa? Ruangan didalam ruangan gitu? Tanya Tejo, "sounds like that bos". Sekarang laporan loe dung, sapaan biasa Tejo kepada hidungnya "Bos kapan terakhir ngeramasin ketek? baunya itu udah ngalahin dampak radiasi nuklir bos, kasianin sayalah bos" Untuk itu gue minta maap dung, ada yang lain? selain aroma2 ga enak dari kawanmu yang ada dibawah pinggul itu "oh si bokong, hari ini dia ga rewel, aman, hasil saya, ga tau deh ini penting apa ga tadi sih saya sempet nemu aroma kandungan ester selulosa di Ruang Letnan Jendral tapi saya ga tau itu bersumber dari benda apa" Hmm, oke, trus gimana dengan loe mata? "Saya cuma janggal aja sama peletakkan bendera kecil lambang TNI yang berada disebelah kanan, padahal dari 7 ruangan lainnya itu berada di kiri Bos" Ruangan apa itu? "Letnan Jendral Bos"


Baiklah, sekarang giliran dimensi pikiran gue yang memecahkan misteri ini, pertama tama gue ambil dulu kesimpulan dari indera gue yang mendapatkan poinnya masing2,  suara lantai yang tak lazim, adanya aroma ester sinusoida, dan bendera mini yang salah tempat. Okesip, pada Ruang Brigadir terdapat suatu loker tersembunyi, terciumnya aroma ester selulosa pada Ruang Letnan Jendral merupakan kesalahan pelaku yang tidak sengaja menumpahkan cairan itu ke karpet kemudian dia secara buru2 mengganti karpet  dan dampaknya dia kudu mengangkat benda benda yang berada di atas karpet itu, dan disinilah kesalahan keduanya dilakukan, karena panik saat proses peletakkan kembali benda2 di atas karpet, dia tidak sadar meletakkan bendera diposisi yang salah. Fatal. Jelas pelakunya bukan Letnan Jendral, ini penjebakan. Sesuatu yang besar sedang terjadi, konspirasi politik, penggulingan jabatan, penghianatan, apakah kelompok illuminati terlibat? Iyakah Alien ikut andil dalam usaha ini? Halah, ngaco. 

ket : ester selulosa merupakan salah satu bahan dasar yang digunakan untuk membuat uang

Ketebak!! pelakunya ketebak. Adalah Brigadir. Mendapatkan titik terang tak serta merta menghilangkan kegelapan. Mendadak serbuan oknum prajurit menghampiri Tejo, Tejo terkepung diteras. Ga ada yang bisa dilakukan Tejo, dia terpojok.

Prajurit: "Angkat tanganmu anak muda!"
Tejo : Oke
Prajurit: "Kakimu juga"
Tejo : Oke
Prajurit: "Bentukin seperti silinder ya!!"
Tejo : Oke
Prajurit: "Sekarang pergilah ke rumah mantan"
Tejo : Bunuh aja saya pak, bunuh.

Hahahahahahaha, tak ada yang bisa kau lakukan lagi detektip, sergah seseorang yang tiba tiba muncul dari sisi kanan Tejo. Bagaimana? bagaimana anda bisa mendadak berada disebelah saya?, tanya Tejo kaget. Hahahahahaha, saya bukan Brigadir biasa, saya adalah satu satunya Brigadir yang pernah menjadi mamang mamang debus yang bersertifikat, terakreditasi, memiliki verifikasi diri dari konspirasi kemakmuran demi mencapai labil ekonomi yang 29 my age. Perlu kamu tau anak muda, saya menguasai jurus menyamar 7 penjuru angin. Tak terlihat merupakan bagian dari diri saya. HAHAHAHAHAHAHA.

Bapak menang, saya menyerah. Siapa yang menyana jika terpojok adalah bagian dari rencana Tejo, Tejo angkat tangan. Tembak dia pengawal!!!!!! det det det det det det det. Apa yang terjadi? Tembus sodara sodara, peluru yang ditembaki ke arah Tejo tembus melewati badan Tejo, ternyata itu hanya gambar proyeksi 3D yang telah disiapkan oleh Tejo, alat buatan Tony Stark. Terus dimanakah Tejo berada sebenarnya? Diruangan Brigadir mencari bukti bukti yang lain. Di tempat lain, Brigadir dan pasukannya masih tercengang dengan kemajuan teknologi itu dan tanpa sadar masing masing dari mereka telah terkena radar merah sniper, ya ya ya hilangnya sang partner tadi adalah bertujuan untuk mencari bantuan pasukan. Tertangkaplah oknum pencuri tinta uang tersebut, digiringlah mereka ke penjara.

Hari Penghukuman

Seluruh terdakwa dijadwalkan divonis hari ini di suatu tempat di bilangan Jakarta, Tejo pun tak mau melewati momen momen penahbisan hukuman terhadap penjahat yang berhasil ditangkapnya, dia datang. Suara hakim mulai terdengar. "dari bukti yang telah kami kumpulkan, bukti menyudutkan anda sebagai pencuri tinta uang dan berencana untuk memalsukan uang, apakah anda mengakui?"  Tidak!! Saya minta sumpah pocong aja, sergah Brigadir. Huuuuuuuuuuuu!! sorak orang orang yang hadir disana termasuk sekumpulan pocong, kami kaum pocong lebih setuju kalo diadakan sumpah farhat aja, ujar kaum pocong kompak. Kemudian hakim melanjutkan putusannya "Oke, pembelaan terdakwa diterima". Yah biasalah ya, wajah hukum di Indonesia memang lembek untuk kasus kasus besar, padahal perempuan aja lebih suka keras terhadap yang besar besar ya?? Ehh.............

Diputuskan, bahwa kalian semua sebagai tahanan rumah, sidang saya tutup. Ketika hendak mengetuk palu, Tejo dengan cepat berlari keluar ruangan dan JEDDDAAAAAR. Ledakan datang beriringan dengan suara pengetokan palu. Gedung sidang roboh dan terbakar.



Beginilah kira kira gaya Tejo
Tejo telah mengetahui hasil sidang akan berakhir berat sebelah seperti ini, dia tahu bahwa hakim disuap. Oleh karena itu Tejo menghubungi kawan lamanya, siapa? guest who? THOR, yeaaaahhhh. Palu di ruang sidang telah ditukar denga palu Thor yang didalam palu itu sudah diisi pikachu. Cocoklah ledakannya mahadahsyat seperti itu. 

MISSION ONE COMPLETE

Alhamdulillah. Terima Kasih sudah baca.

















Baca selengkapnya » 0 komentar

Peradaban (cerita fiksi sama sekali ga ilmiah)

“Krreeeeekkkk”  Terlihat seorang pria sedang menggeser batu besar dari dalam goa. Bukan ini bukan tentang si buta, it’s about purbakala people. Pada masa ini, goa merupakan tempat tinggal paling ideal. Ga perlu sentuhan baja, dekorasi mewah, material material gemerlap yang penting lobang, gelap, dan anget mereka udah seneng. Balabala bala bala balalabala balaba la ba lalala babababa la bala. Itulah kata pertama yang terucap oleh pria tadi. Artinya “ pagi” yang ditujukan kepada dedaunan, bebatuan, semua yang dirasa olehnya bisa diajak komunikasi. Maklum doi ini manusia paling primitive dari sekumpulan manusia purba. Gimana kupernya ini orang ya?

Gue kasih nama doi sebagai Tejo. Tejo hidup dalam koloni Bala Bala, begitu mereka menyebutnya. Ada sekitar 82 orang yang hidup dalam koloni ini. Mereka hidup di daerah perbukitan tepi pantai, mereka membuat goa di sisi sisi bukit tersebut, agar silaturahmi tetap terjaga mereka menggunakan perkakas pada tangan dan kaki untuk menempel pada bukit agar bisa berkunjung ke goa goa tetangga . Agak riskan memang tapi begitulah cara mereka hidup. Ya, koloni mereka diberkati kreatifitas untuk membuat benda dari bahan bahan yang ada disekitar mereka. Dari kemampuan itulah koloni ini dapat survive, baik untuk bertahan dari serangan koloni lain maupun untuk mendapatkan makanan. Pakan utama mereka adalah ikan, menilik dari hunian mereka yang berada di tepi pantai sangat logis kalo gue bilang makanan mereka adalah ikan, padahal bisa aja sih gue tulis makanan mereka adalah kemangi, tapi gue ga mau, entah kesadaran apa yang membuat gue ga mau nulis kemangi, entah radiasi apa yang tercemar di otak gue sehingga gue ga berpikir tentang kemangi sama sekali, mungkin inilah rencana sang Kholiq untuk memberikan hambanya paragraph yang panjang.

THE COLONY

Skema hidup koloni bala bala tergolong simple teratur, untuk para cowok bertindak sebagai pengawas dan diwajibkan belajar ngaji hingga Iqra 3, untuk yang cewek ga boleh belajar, mereka harus kerja membuat pyramid,candi, dan planet. Bagaimana dengan anak anak? Anak anak dipercaya sebagai dewan pemimpin dari koloni mereka. Pasti kalian mengira tulisan gue ini kebolak balik ya? Inget ini cerita tentang manusia purba. Perbuatan mereka tidak didasari ilmu pengetahuan melainkan insting. Untuk keagamaan koloni ini mempercayai Angin darat sebagai Tuhan (karena pada kondisi ini mereka dapet banyak ikan) dan Angin laut sebagai setan (sebaliknya).

BEGIN

Suatu masa, para anak anak mengadakan ijtima’ atau pertemuan. Gerangan apa yang terjadi? Menggubris soal apakah pertemuan tersebut? Beginilah isi diskusinya.

Dewan 1 : bala bababala baaaaaaaaaala balabalabalabalaaab balalalalaba bal a balalalalalalalalalalalalalalala la balalab a balalalalalllllllllaaaa bal a
Artinya (gimana?)


Dewan 2 : BALA

Artinya( gimana biji mata loe kendor!!! ga ada apa apa nanya gimana, pertanyaan gimana doank itu udah kaya nganggep gue sebagai tersangka, baik itu sebagai tersangka korupsi kulit sapi supaya bisa buat gendang tanpa biaya, dan juga bisa aja mengganggap gue sebagai penggelap dana pengadaan Al - Qur'an. Yasudah, mending kita kirim kader agar polemik polemik di koloni ini teratasi, gimana?


Dewan 3 : bala bbbbbbaala balala ba babala balalalalalaala bal bal bal bal a baaaaaaaaaaaaaaaaa l a balaaaaaaaaab bala bala b a l a ba bala balalalaba ba la ba lalalalalalalaba bala balalalala baaaala blll aaaa bbbbb bala
Artinya (Ya.)

Akhirnya keputusan pun diambil. Mereka mengutus salah satu anggota koloninya untuk belajar di dunia di luar koloni guna mengembangkan peradaban koloni Bala Bala tersebut. Penunjukan anggota koloni yang ditugaskan menjelajah dilakukan secara Random. Ketiga dewan tertinggi menyerukan pada wanita wanita agar segera mengumpulkan batu dan membangun sebuah bidang khusus untuk ritual penunjukan. Set set set, kemudian bangunan selesai. Entah didasari factor apa, bidang tersebut  jika dilihat dari perspektif burung yang melintas membentuk 2 bangun ruang yang menjadi satu. Sebuah lingkaran besar yang ditengahnya terselip segitiga kecil. Jika ditinjau dengan ilmu yang ada pada zaman sekarang, hal itu memiliki arti bahwa di dalam bumi terdapat inti medan magnet, gue yakin kalian pada tau apa yang gue maksud? Yak BETTTOLLL, Segitiga bermuda. Dari mana mereka belajar pengetahuan seperti itu pada zaman yang belum ada teknologi?, Kalo orang yang sering nonton discovery channel pasti beranggapan bahwa ini bukti alien membantu perkembangan peradaban manusia di bumi. Trus gimana dengan ritual penunjukkannya? Biasa aja sih, yang berkehendak menjadi kader tinggal tunjuk tangan, Terus masalah kerandomannya terletak dimana? Sebentar, random yang gue maksud diatas adalah untuk pikiran gue. Sori.

Fix Tejo unjuk gigi disini. Dia mengacungkan tangan dengan setiap mili keyakinan pada dirinya. SAYA!! ketua dewan saya tunjuk saya. Baiklah Tejo, andalah yang dibebankan tugas berat ini. Sudikah anda mengabdi pada ilmu yang akan anda dapatkan di perjalan nanti dan mengaplikasikannya ke koloni Bala Bala? Sudi. Sudikah anda merelakan segenap jiwa raga untuk menjalankan tugas ini? Sudi. Sanggupkah anda kembali dengan keadaan utuh dan terjadi perubahan signifikan pada wajah anda agar daya jual koloni kita semakin tinggi? Ga Shanggup dewan, asli ga shanggup. Ga bs di shanggupin? Enggak dewan. Baiklah, pengawal!! Penggal dia. Tejo meninggal dalam kehormatan tertinggi. TAMAT.
Ga gitu, ga gitu ceritanya, tipikal gue emang suka ngebet biar tokoh utama cepet mati.

Esoknya, Tejo bersiap dan doi dibekali berbagai peralatan untuk menunjang penelitiannya di luar sana. Inilah list barang barangnya.
  1. Telor.
  2. Cangkang keong warna item yang ditemukan pada hari jum’at dipelosok hutan dan diwajibkan saat kondisi cangkang keong tersebut menghadap barat daya.
  3. Lidi berumur setengah hari .
  4. Busur derajat yang berasal dari sungai yang bermuara hingga ke andromeda.
  5. Lipan hasil mutasi genetika generasi ke 3.


Segenap kepercayaan diri mengiringi langkah Tejo, sambil siul siul menikmati haru biru pemandangan indah di sekelilingnya. Tanpa terasa sudah 5000 mili terlewati, tibalah Tejo di gerbang hutan yang konon sangat angker. Suasana mendadak mencekam, sepi, bahkan binatang malampun serasa enggan melakukan siaran pada malam itu. Crreeeeettt, kaki Tejo menginjak sesuatu, lantas Tejo mawas, liat kanan kiri, terdengar suara gemuruh dari atas. Wuuuuussssss, kaki Tejo terkena perangkap tali, seperti terbawa arus, Tejo melaju dengan sangat kencang, dia bingung benda apa gerangan yang sedang membawa dirinya. Gdubrak Tarrrr Treetettettett, itulah rentetan suara tabrakan Tejo.

Gdubrak = Suara nabrak batang pohon besar.
Tarrr = Suara ledakan akibat gesekan tubuh Tejo dengan sekumpulan mesiu ngandang.
Treetettettett = Suara penjual terompet didepan rumah penulis.

Tejo terbawa hingga tengah hutan, dan dia masih belum tau apa yang membawanya hingga begitu cepat. Tejo setengah pingsan, berusaha untuk bangkit, eh malah pingsan lagi, bangun lagi pingsan lagi, bangun lagi pingsan lagi, bangun lagi pingsan lagi. Hal itu terjadi terus menerus selama siklus zaman es berakhir. Dia siuman, entah dimana, pokonya dia merasa berada ditengah tengah kerumunan. Ga bisa dipastikan namun dapat dispekulasikan. Spekulasi pertama, dia berada ditengah kerumunan orang DPR lagi jotos jotosan terkait keputusan sidang. Kedua, berada di tengah konser dangdut. Ketiga, berada diantara anggota DPR sedang nikah siri massal dengan artis dangdut.

Semua spekulasi salah, Tejo sedang disandra oleh sekumpulan pohon hidup (Film Lord of The Ring).  Kebetulan sekali kami sedang lapar sekali ini anak muda, nyekakakakakakaka, ujar pemimpin dari kaum pohon. Panggang dia!!!!!. Satu pohon beringin bangun dari duduknya menghampiri Tejo. Apa keinginan terakhirmu anak muda? Antena luar buat penulis mbah, saya kasian sama dia. (Curhat). Ketika hendak dicelupkan ke pemanggang raksasa, EHH SETTTOOOOOOOPPPPP!!!! Teriak Sang Pemimpin nyolot. Apakah kalian lupa kita ini vegetarian?. Oh iya, saut pohon pertama di barisan depan, oh iya, saut pohon kedua dibelakangnya, oh iya, saut pohon ketiga dibelakangnya, oh iya, saut pohon keempat dibelakangnya. Gue kasih info aja ini ya, jumlah anggota kelompok pohon ini sekitar 7 jutaan. Pada kebayang kan durasi yang habis buat nungguin barisan ini saut menyaut? Coba aja kita alokasikan durasi yang telah habis itu untuk beramal, sudah berapa fakir miskin yang tertolong?.

Sebenernya keanehan banyak muncul di paragraph atas, “pohon yang vegetarian”. Hmm, apa bedanya dengan kanibal men?. Sudahlah, ini cuma mempertegas ketololan penulis. Lanjut. Seketika Tejo diinterogasi, apa gerangan yang membawamu kesini anak muda?. Saya ditugaskan oleh koloni saya untuk berkelana guna mempelajari segala hal yang saya temukan diluar sana mbah. Hmmmm, begitu, bolehkah salah satu anggota saya ikut bersama anda?. Mboleh mbah, asal dengan satu syarat. Apa itu anak muda?. 
  • Saya salah ngomong dia yang benerin
  • Saya maling dia yang tanggung jawabin
  • Saya boker dia nyiramin, tangan kanannya. Tangan kirinya? nyebokin.
  • Dia nikah saya yang perawanin. Apanya? Kotak amplopnya. olrait.


Baiklah, JENDRAAAAAL!!!!!!. Teriak sang ketua memanggil anak buahnya. Saya pak. Saya tugaskan anda untuk ikut berpetualang dengan anak muda ini! Kembalilah dengan selamat dan membawa ilmu yang bermanfaat untuk kami dan kehidupan kami kelak. SIAAAAAAAAAP PAAAAAAAAAAK.

Pagi hari tiba, ufuk timur sudah memulai aktifitasnya, keakraban mentari dan awan mengiringi Tejo dari kejauhan, Tejo bergegas bersiap siap untuk melanjutkan perjalanan. Mari Jendral kita berangkat. Mari, tapi berilah saya waktu untuk berpisah. Oke, silahkan jendral. Jendral menghampiri Ketua, Pak Ketua, saya pamit, iringi kepergian saya dengan doa. Iya Jendral, silahkan pergi. Akhirnya berangkatlah 2 makhluk berbeda latar belakang ini, 2 langkah berlalu, 6 langkah berlalu, 14 langkah berlalu. Sang Ketua teriak dari 14 langkah dibelakang, Jangan pergi jendral!!!! Saya tak bisa mengatur prajurit sendiri tanpa kehadiranmu, hoek hoek hoek. Suara tangis Ketua mengakhiri kata terakhirnya. Sayaaaaa jugaaaaa ketuaaaaaaaaaaa, jangan biarkan saya pergi seorang diriiiiii, balas jendral sambil berlari menghampiri Ketua, mereka berpelukan, bergulat gulat, smack down smack downan. Ngerasa ga digubris, Tejo pun pergi, sendiri…………..

Wah apaan tuh!!!!! Dalam perjalanannya Tejo melihat sesuatu yang tidak relevan dengan pandangan kesehariannya. Sesuatu yang baru, sesuatu yang mengganggu pikirannya, di mana ditempat ini orang orang saling tekel menekel memperebutkan kekuasaan, menggunakan topeng emas untuk mengambil yang bukan miliknya, membenarkan tindakan menginjak nginjak orang yang lemah. “Inikah para member neraka yang turun ke bumi untuk merusak akhlak?” Pikir Tejo polos. Dimanakah Tejo berada? Iya iya bener, Tejo berada ditempat nenek moyang politisi bernaung.

Tejo jelas segera berlalu, dia takut tertular. Tutur Tertular (clue: sinetron indosiar). Sampailah dia di depan gerbang, yah walupun cuma 2 batu besar yang terletak di kanan dan kiri sih, anggep aja gerbang ya!!. Maksa ini gue!!!. Tejo masuk, mengendap ngendap, perlahan, tanpa napas, jantung berhenti berdegub, paru paru di donorin, meninggal. Tejo merasa tidak ada yang mengetahui pergerakannya, setiap bertambahnya langkah bertambah jua kepercayaan dirinya, bak anggota MLM yang dapet 2 agen baru dibawah jaringannya. Adoooooooohhh!!! Tejo seperti terbentur sesuatu, adooooh, adohhh! Lagi dan lagi, Tejo mimisan, Ternyata dia disundul sundul oleh kaum yang menamakan dirinya Bolo Bolo. Koloni Bolo Bolo tempat Tejo sekarang berada, sebuah koloni yang seluruh wajah anggotanya sama seperti mantan artis cilik yang sangat identik lagunya dengan nama Koloni ini, sipit, gendut, imut, oriental, sekarang sudah melakukan sedot lemak. Siapa dia? BETOOOOOL. Muzdalipah. Itu kalo bacanya dari kanan dan tanpa harokat, kalo dari kiri dibaca Tina Toon. Baik kakek, nenek, ibu, bapak, anak anak semuanya sama kaya wajah Tina Toon.

Wah masalah besar nih, ujar Tejo dalam hati. Tejo terkepung dalam lingkaran kaum Bolo Bolo, salah satu dari kaum Bolo Bolo mencoba mengajak Tejo komunikasi, geleng kepala setengah ke kiri banting full ke kanan 2 kali, ke kiri seperempat kemudian ke kiri lagi full. Ternyata itulah bahasa kaum Bolo Bolo, artinya kenapa kamu mengendap ngendap masuk ke sini? Mencari apa kamu? Jelaskan secara rinci keinginanmu? Dan jangan mencoba untuk mengganggu kami. Tejo pasti ga ngerti apa yang dimaksudkan oleh kaum Bolo Bolo itu, lantas dia dengan kesok tauannya mencoba membalas dengan memeragakan bahasa Bolo Bolo tersebut. Geleng geleng brutal berhenti agak condong ke kanan, geleng geleng kencang berhenti full ke kiri, geleng dikit 14 kali seperempat ke tengah agak menjorok ke kanan. Kaum Bolo Bolo lari ketar ketir rebutan sembunyi, ketakutan dengan balasan gesture Tejo. Secara tidak sengaja Tejo tadi berbicara “Gue orang homo paling termasyhur di muka bumi, siapa saja yang masih berdiri dihadapan gue sekarang bakal gue jadiin istri, baik cewek maupun cowok tetep gue homoin, homo is my life, no homo no life.” Sudah kebongkar kan kenapa kaum Bolo Bolo pada lari? 

Tiba tiba muncul sosok perempuan cantik, anggun, kebapakan (tetep mukanya sama kaya Tina Toon ya! Inget) dari balik batu besar. Saya putri disini, saya yang memimpin Koloni Bolo Bolo, apa hal yang membawamu ke sini?. Tejo terdiam mematung untuk rentang waktu yang lama, kekekekenapa kamu bisa bahasa Bala Bala? (dengan menggunakan bahasa bala bala yang telah diterjemahkan). Putri tersenyum tidak menjawab pertanyaan Tejo. Diam diam dibalik mematungnya Tejo, dia merasakan dentuman meledaknya hati, rasa apa ini? Cinta tak mungkin secepat ini, tidaaaaaaaakkkkk, kenapa begitu nyaman dengan kedatangan perasaan ini. Aku merasa norak tapi biarin dah yang penting enak. Maklum baru pertama kali Tejo ini jatuh cinta. Begini putri saya disini untuk bla bla bla bla. Sama seperti penjelasan terhadap kaum pohon tadi.

Setelah Tejo menjelaskan semua, putri menyaut kemayu, oh jadi begitu alsanmu kemari, sekarang kamu sebaiknya tinggal disini dulu sementara, istirahat. Iii iii iiiyaaaa Putri, Tejo kembali kagokan. Saya pergi dulu ya, ujar Putri sambil berlalu. Tejo masih berdiam ditempat dia berdiri tak bergerak, sesekali Tejo memandang bintang, sesekali juga Tejo senyum senyum sendiri, menurut hasil penyidik, dimata Tejo gugus bintang dilangit yang ia pandangi menyerupai wajah sang putri. Tanpa terasa Tejo tertidur sambil berdiri. Apanya yang berdiri? Itunya, itunya itu apa? Tuasnya, tuasnya? wah ngeres loe bro!! Maksud gue tidurnya Tejo menyerupai bentuk tuas jika dilihat dari kedalaman 3000 kaki dibawah laut. Ohh gitu…………….

Esoknya, Tejo sibuk mengajari kaum Bolo Bolo membuat tempat tinggal yang mendingan berhubung kondisi keberadaan goa yang sangat minim dan hanya dapat ditinggali oleh wanita dan anak anak saja. Dengan keahlian yang dimilikinya Tejo dapat berkontribusi pada kaum Bolo Bolo. Cukup lama Tejo tinggal di koloni ini, dia menyadari bahwa kekuatan itu ada beriringan dengan tanggung jawab. Masa demi masa berlalu, waktu menjadi saksi kedekatan Tejo dengan putri. Yah pokonya begitu, akhirnya mereka menikah. Pernikahan mereka berdua disini memiliki banyak arti, menggabungkan 2 cinta, menyatukan 2 budaya, memerger 2 kaum. Indah ya?

Sekembalinya Tejo ke kampung halaman, Bala Bala. Tejo membawa ilmu pemerintahan yang diajarkan putri, sang putri, dan seluruh koloni Bolo Bolo. Karena dinilai berandil untuk kedua Koloni, Tejo ditunjuk sebagai pemimpin dari mereka. Walhasil, semuanya dapat hidup layak dan pemerintahan yang manusiawi.







Namun kebahagiaan itu hanya berlangsung 4 hari, karena sangat kebetulan periode cerita ini berlangsung saat hampir hujan meteor terjadi. Bertahankah mereka? Gue ingetin aja ya, dinosaurus pada zaman itu saja punah, apalagi manusia?.

Happy ending.


Bonus video somplag, nih jamah!!!.


Terima kasih. Assalamualaikum.
Baca selengkapnya » 0 komentar

Copyright © Dari Surga 2010

Template By Nano Yulianto